STAND UP
COMEDY INDONESIA SEASON 4
LET’S MAKE
LAUGH!
(Terereret ... tet! tet!)
STAND UP
COMEDY INDONESIA
Stand Up Comedy adalah sebuah acara komedi dengan mempertontonkan
satu orang di panggung dan mendengarkan cerita humornya. Kalau kata Dzawin (SUCI4
SHOW 1), acara ini tergolong acara yang mahal, karena digelarnya di kafe-kafe
atau restoran. Tapi sebenarnya bukan cuma itu saja. Acara ini juga merupakan
acara yang cerdas dan berbeda dari yang lain.
Mengutip dari sebuah blog rodasaut,
Stand Up Comedy hadir di Indonesia
diawali oleh Alm.Taufik Savalas lewat acaranya Comedy Cafe dan Ramon Papana
sebagai pemilik Comedy Cafe yang sekarang dinobatkan sebagai Bapak Stand Up Comedy Indonesia. Namun acara
ini tidak booming mungkin karena
masyarakat belum mengerti apa maksud dari acara tersebut dan masih terdengar
asing. Tapi perjalanan Stand Up Comedy
di Indonesia tidak berakhir sampai disitu, para komedian-komedian kenamaan
seperti Pandji Pragiwaksono, Raditya Dika dan Abdel Achrian ikut berpartisipasi
dalam kemajuan Stand Up Comedy di
Indonesia.
Dan lihatlah sekarang, Stand Up Comedy kian diminati oleh
banyak kalangan. Komunitas semakin menjamur dan bahkan ada ajang kompetisi yang
bernama Stand Up Comedy Indonesia
atau yang biasa kita sebut SUCI. Bersama Kompas TV, SUCI season 1 lahir tahun 2011 dan terus berkembang sampai sekarang,
SUCI 4.
Aduh, basa-basinya kepanjangan
ya? Maaf deh. Kali aja kan
ada orang awam yang baca ini, dan kemudian tertarik untuk mendalami. Ya sudah,
intinya tulisan ini isinya tentang review
ajang kompetisi SUCI 4 dari audisi sampai grand
final menurut pandangan saya. Iya pandangan saya, situ gak terima? Gak usah
baca.
Di sini, review saya akan sangat panjang. Kata buku pelajaran, review itu mencakup keseluruhan isi
buku/film dan membaginya menjadi beberapa poin. Tapi saya gak ngerti kenapa bisa jadi panjang. Sebelumnya saya memang sudah
membagi secara garis besar tapi masih tetap tidak menyangka hasilnya bakal kayak gini.
Review akan terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah: Audisi SUCI 4, Perjalanan
SUCI 4, Khas para komika dan istilah yang terlahir di SUCI 4, Pelatihan para
komika dan VT yang gokil di SUCI 4, Yang berbeda di SUCI 4, The 3rd
winner SUCI 4, Grand Final SUCI 4 dan
yang terakhir adalah Kesimpulan serta saran untuk SUCI Kompas TV.
AUDISI SUCI 4
Audisi SUCI 4 diselenggarakan di Surabaya,
Medan, Bandung, Bali, Jogja, Padang dan Jakarta. Beragam peserta yang masuk,
lho! Yuk kita simak secara sekilas:
AUDISI SUCI 4 SURABAYA DAN MEDAN
Tidak hanya dari kota pahlwan ini
saja, namun banyak yang rela untuk datang ke kota audisi dari jauh-jauh.
Seperti contohnya yang berhasil masuk yaitu Abdur (@abdurarsyad)
dari Timur yang sedang belajar di Malang dan Bakti dari Samarinda. Juga ada
Yudit (@semanggipedes).
Act out dari komika season lalu pun menjadi tauladan (walaupun
ambigu antara baik dan tidak). Ambil salah satu contoh, act out dari Babe (@babecabiita).
Banyak peserta yang menirukan act out
joget nya yang menurut saya absurd tapi kocak, lho. Dan lucu-lucu! Salah
satunya adalah Arif (@arif_alfiansyah).
Selain itu ada hal yang tidak
biasa, yaitu komika yang membawa biola. Dia adalah Dodit (@Dodit_Mulyanto).
Medan pun gak kalah asik lho.
Kota tempat Babe Cabita bernapas tersebut juga punya banyak komik yang unik.
Dari logat, materi dan sampai pantun khas Medan. Di kota ini juga, ada satu
komika perempuan yang akhirnya mampu masuk ke 20 besar SUCI 4. Siapa lagi kalau
bukan Gita (@bhebhita). Walaupun badannya
besar, tapi kayaknya big is beautiful and
powerful. Dia bahkan menggunakan keadaannya sebagai sebuah materi yang
kocak untuk disimak.
AUDISI SUCI 4 BANDUNG DAN BALI
Bandung adalah kota fashion.
Banyak orang mengatakan kalo Bandung itu paris van houten. Eh maksudnya paris
van persie. Ehh maksudnya paris van java. Jadi tidak sedikit peserta yang
menggunakan pakaian yang unik dan aneh.
Yang lolos di audisi Bandung ini,
jelas ada. salah satunya yaitu Sri Rahayu (@srirahayukk).
Lalu ada juga peserta lolos yang jago beatbox,
Yudi (@YudiSulton). Yudha Khan (@yudha_khan) yang sudah ikut SUCI berkali-kali dan
akhirnya tembus juga. Dulu mungkin dia pake pembalut ya, makanya ga
tembus-tembus. Dan juga Irfan (@IrfanFzn).
Audisi komedi seperti ini gak
menutup buat anak pesantren. Kita bisa lihat dari Dzawin (@Dzawinur) yang sukses membawa golden ticket
dengan bitnya yang mandi rame-rame berlima di pesantren! Walaupun jurinya
sempat ngerjain dengan ngatain kalau muka Dzawin itu jelek. Hahaha!
Bali gak mau kalah. Seperti Yudha
Khan, ada seorang peserta yang berkali-kali ikut SUCI namun tidak dipanggil ke
Jakarta, dan akhirnya di SUCI 4 ini dia dipanggil (Yang Maha Kuasa). Bercanda
ah, dipanggil ke Jakarta maksudnya. Dia adalah Liant (@LiantLin).
Juga ada Koji (@KojiAsoy)
yang datang bukan untuk audisi malah untuk jualan kaos.
AUDISI SUCI 4 JOGJA DAN PADANG
Banyak peserta yang semangat
mengikuti audisi di Jogja. Namun semangat saja tidak akan bisa membawa pulang golden ticket. Tentu saja tidak semua
yang bisa lolos, hanya beberapa. Salah satunya adalah Beni (@Benidictivity), si batak yang tinggal di Jogja
sama seperti Bene Dion (@bene_dion). Dan
tidak lupa peserta mahasiswa sastra arab, Hidfzi (@hifdzikhoir).
Lalu di Padang juga ada si jagoan
berkemampuan act out yang ciamik,
Pras Teguh (@Praz_Teguh).
AUDISI SUCI 4 JAKARTA
And back to the central city, Jakarta. Di Jakarta banyak peserta
yang mengikuti, namun tidak sedikit yang berujung pada kegagalan. Tidak semua
sih, ada yang lolos juga kok. Seperti yang jauh-jauh dari Lampung—kelihatan banget logatnya, Wendi
(@newendi).
Lalu Yudha Keling (@yudhakhel),
orang yang dari awal audisi aja udah kelihatan bingung dan cocok banget buat
diketawain. Belum-belum para juri udah bully
dia, kasian sih. Tapi kayaknya dia oke-oke aja, jadi ya saya ikut ketawa,
HAHAHAHAHAHA!
Ada juga peserta yang terkenal
dengan persona lebaynya, yaitu Coki (@pardedereza).
Aktingnya yang bagus membuat bit imajinatifnya menjadi kompor gas dan dia
berhasil menaklukan para juri.
Peserta dari pinggiran Jakarta
ternyata juga ada, siapa lagi kalau bukan orang-orang betawi. Salah satu
peserta betawi yang lolos adalah David Nurbianto (@davidnurbianto),
tukang ojek yang mencari peruntungan di SUCI 4.
Semua pasti udah notice kalau yang saya sebutin di atas
adalah 20 besar komika dari SUCI 4. Bukan berarti hanya mereka yang mendapatkan
golden ticket. Sebenarnya banyak,
tapi tidak terpanggil ke Jakarta.
PERJALANAN SUCI 4
PRE-SHOW
Yak, dengan terkumpulnya 20 besar
komika SUCI 4, Kompas TV mengadakan PRE-SHOW. Karena pesertanya banyak, maka
para komika dibagi menjadi dua. Sehingga ada PRE-SHOW 1 dan PRE-SHOW 2.
Di PRE-SHOW 1 ada: Irfan, Pras
Teguh, Koji, Yudha Keling, Yudi, Abdur, Sri Rahayu, Coki, Dzawin dan Dodit. Di
PRE-SHOW 2 ada: Hidfzi, Beni, Yudha Khan, Gita, Wendy, Liant, Bhakti, Arif,
David dan Yudit.
Dengan adanya PRE-SHOW, sayang
sekali empat komika di atas langsung di-closemic.
Empat orang itu adalah Irfan, Koji, Yudi dan Bhakti. Sedikit info kalau
PRE-SHOW ini hanya terdapat dua juri yaitu Raditya Dika (@radityadika) dan Indro Warkop (@Indro_Warkop), belum ada tambahan juri ketiga.
SHOW 1
Tersisa 16 komika SUCI 4 dan
mereka mengadakan SHOW 1! Para komika dipermak sedemikian rupa, dikata jeans kali ya hahaha. Walaupun menurut
saya gak begitu ada perubahan seperti
Yudha Keling
yang tetap hitam, Beni yang masih kayak orang ngelamun dan Sri yang
masih aja ceking, SHOW 1 ini patut untuk ditonton! Lagipula ada Ko Ernest!
Kyaaa! Koko, mumumu! Ehm. Bercanda bercanda,
hehe. Tapi kalo Ko Ernest mumumu saya
balik sih saya anggap serius, ciaaat.
Para juri pun hadir lengkap,
dengan adanya Feni Rose (@FeniRose_) dan
satu juri tamu yaitu Jonathan Armstrong atau akrab dipanggil Jono (@nyep_nyep). Dan akhirnya yang harus closemic di SHOW 1 dengan tema awal
karir ini adalah Gita. Padahal menurut saya lumayan lucu kok, apalagi waktu
perutnya geter-geter meragain alat
pelangsing badan. Kak Gita jangan geter-geter
dong, kasian bayi di dalamnya udah kayak
harlem shake. Hehe, bercanda!
SHOW 2
SHOW 2 kali ini langsung meng-closemic-kan dua komika, yaitu Yudit dan
Yudha Khan. Tapi di sini juga ada kejutan lho, bagi Yudha Keling dan Arif. Yang
awalnya dimarah-marahin sama juri, dan ternyata lagi dikerjain karena mereka
ulang tahun! Cieee. Para juri bakat
banget ya marahin orang. Hehe, bercanda.
By the way di SHOW 2 dengan tema musik ini saya paling suka sama
penampilannya Pras. Cewek-cewek gini saya suka lho sama musik keras, iya
semacam batu dipukul-pukul. Bukan bukan, ya saya suka dengan band Linkin Park,
Avenged Sevenfold dan yang paling keras Asking Alexandria. Bukan Underground sih, tapi Hardcore. Dan yang gak terlupakan sampai
sekarang adalah gaya Pras yang habis screamo
‘one two three four!’ dia langsung nyanyi ‘jugijagijugijagijug ... kereta berangkat!’ BUSET itu saya
ngakak sampai berbusa men. Hahaha!
SHOW 3
SHOW 3 dengan tema makanan,
akhirnya mengantarkan Beni yang biasa dipanggil Beni untuk closemic malam itu. Sebenarnya saya berharap lebih untuk Kak Beni
ini, karena saya suka mukanya, datar gitu tapi lucu. Apalagi kalimat andalannya
yang sudah saya sebutkan tadi. ‘Nama saya Beni,
biasa dipanggil Beni.’
Beni ini agak mirip-mirip Fico
ya, dari segi bercandanya maupun dari segi muka, ups! Hehe. Ya dari bitnya seperti ‘hari
ini saya sedih ya, karena gak ada yang ngucapin selamat ulang tahun. Padahal
saya gak ulang tahun.’ ‘kalian semua sehat? Saya enggak.’ ‘... saya itu
religius banget ya. Sebelum doa itu saya doa.’ Itu absurd tapi
kenapa kok lucu?!
SHOW 4
Saya agak kecewa dengan SHOW 4
dengan tema gadget ini, karena ada
beberapa komika yang sangat terlihat mikir di atas panggung dan bahkan nge-blank. Dan akhirnya Wendi, komika
asal Lampung yang gak suka kalo
disamain sama Andika ini harus closemic
malam itu.
Tapi yang menurut saya terbaik
adalah penampilan Abdur (walaupun dia juga terlihat mikir). Dia menceritakan bagaimana
perkembangan teknologi di Timur dan menyamakannya seperti orang atheis belajar
Ketuhanan. Saya ketawa, tapi juga merasa miris sebenarnya. Dan Abdur di sini
sudah mulai menyebutkan tokoh-tokoh ciptaan dia sendiri, Marten dan Ursula.
SHOW 5
Yudha Keling adalah komika yang
tersingkir pada SHOW 5 kali ini. Dengan tema film, saya rasa dia lucu kok. Tapi
mungkin dia tidak berkembang sepesat komika lainnya, sehingga nilai dia
terendah dan harus closemic. Saya
juga agak gimana gitu sama kebiasaan tangan kirinya yang kayak lagi sakau gitu. Dia dulu pernah kesambet Giring Nidji
mungkin ya?
Yang pasti saya bakal merindukan muka puas Kak
Radit waktu
ngatain Kak Yudha Keling. Kayaknya
bahagia gitu. Dan Yudha Keling pun sering menggunakan materi dari itu, jadi dia
bukannya ngelawan tapi semacam menerima keadaan. Sabar ya Kak ...
By the way, di SHOW 5 ini, saya paling suka sama penampilannya
Dzawin. Bitnya yang gokil yaitu ‘Film action
Thailand itu gak sinkron sama bahasa dan logatnya.’ Dari sini saya mulai
mikir, Dzawin ini calon kuda hitam. Bukan karena dia hitam, ini serius.
SHOW 6
Temanya politik banget, nih!
Tentang Caleg dan tetek bengek-nya
(itu bahasa jawa. Jangan berpikiran kotor!). Sangat disayangkan, satu-satunya
komika perempuan harus mengakhiri hidupnya. Ralat, mengakhiri perjalanan Stand
Up-nya di SUCI 4 ini. Siapa lagi kalau bukan Sri Rahayu. Tetap semangat ya Kak
...
Saya suka dengan penampilannya
Coki. Seperti biasa bit imajinatifnya itu gokil banget. Saya gak berhenti ketawa waktu nonton ini! Ya
kali ada
dukun yang nyoblos trus yang dicoblos mati (kena santet)? Dan pikirannya
itu menjelajah sampai mana ya, sampai kepikiran Dora and the exploler ikutan nyoblos? Lalu: ‘anda mau menyoblos? Anda memilih bilik satu, bilik dua, atau sesuatu
di kantong saya?’ dikata gameshow
yang itu ya, hahaha. Sampai Abdur pun pernah menggunakan itu (SUCI 4 SHOW 11 speak up game).
Bit yang paling pecah pada kali
ini dimiliki oleh Dodit! ‘Rakyat, golput
bukanlah pilihan. Jangan lupa anda harus ...’ dia mengacungkan jari kelingkingnya
yang terlumuri oleh tinta. Beberapa saat setelah penonton bertepuk tangan,
Dodit malah membuka semua tangannya dan berkata ‘
... servis printer.’ Itu langsung pecah! Saya aja sampai ketawa gak
berhenti-berhenti. Apalagi tampang datarnya itu lho, menunjang banget.
SHOW 7
SHOW 7 kali ini agak berbeda.
Dengan tema ujian, kesembilan komika menggelar show di sebuah SMA Negeri di
Jakarta yaitu SMAN 52 Jakarta. Mereka dibagi menjadi dua tim, yaitu tim biru
dan tim putih. Tim biru terdiri dari: Dodit, Pras, Hifdzi, Liant dan Abdur.
Sedangkan tim putih terdiri dari: David, Coki, Arif dan Dzawin.
Para komika di putaran pertama
menjalani UTS (Ujian Team Stand Up) di SMAN 52 Jakarta. Setelah mereka semua perform, para siswa berhak untuk voting mana yang paling lucu dan pecah.
Dan kemudian bagi tim yang kalah harus menjalani UAS (Ujian Akhir Stand Up) di
Balai Kartini seperti biasa.
Ternyata yang kalah adalah tim
biru. Padahal menurut saya di tim biru ada Abdur dan Dodit yang paling lucu dan
menonjol, lho. Dengan itu tim biru menjalani UAS dan akhirnya mengantarkan Pras
Teguh untuk closemic. Agak kecewa
sih, soalnya saya suka sama act out-nya.
Mungkin gak sebagus Ge Pamungkas (@GePamungkas) tapi saya rasa dialah yang paling
bagus seangkatannya.
Ohya, juri tamunya ganti, tapi tetep aja sesama bule. Tyson Lynch (@TLballer), suami dari artis Melaney Ricardo. Saya
pikir ini gak ada bedanya sama Jono.
SHOW 8
Tema kali ini adalah perempuan.
Asik, akhirnya para komika menunjukkan sisi romansa mereka, cieee. Di sini paling suka sama
penampilannya Abdur dan Dzawin. Menurut saya, mereka berdua adalah komika yang
paling pesat perkembangannya. Abdur dengan bit tentang ibunya sebagai pemegang piala
citra kategori penonton sinetron garis keras di Indonesia, yang tidak
suka anaknya bermuka terumbu karang dan juga suka mengompori artis sinetron
untuk melempar gelas ke penjahatnya. Hahaha! Act out-nya juga lumayan, dan menambah kesan humor di
penampilannya.
Di sisi lain, Dzawin mulai suka menggombali
Feni Rose. Kelihatan banget dia jomblo, kasian ya. Kak Dzawin, saya juga jomblo
lho! Ya walaupun tanggal 20 Juni kemarin saya baru aja sweet seventeen, saya udah bisa jaga warung kok. Karo opo mas e ...? Saya juga gak begitu tertarik sama layangan, jadi gak akan saya kejar walaupun gelasannya mahal.
SHOW 8 ini akhirnya mengharuskan
Arif untuk closemic. Padahal saya
suka sama suaranya, unyu! Mukanya juga unyu, hehe. Agak ngenes juga karena dia closemic sehabis curhat kalau dia jomblo
selama 4 tahun. Ya sudah Kak Arif cari audisi dance aja ...
SHOW 9
Pada kali ini, para komika akan
diajak berolahraga. Mungkin ini gak
penting ya buat David Nurbianto, karena tiap hari dia sudah melakukan yang
lebih mainstream yaitu olah emosi,
hahaha. SHOW 9 ada yang berbeda, yaitu dengan adanya dua kali putaran. Waduh, gak pusing tuh dua kali muter? Ceilah.
Istimewanya lagi, SHOW 9 tidak ada closemic. Entah apa yang
dipikirkan para juri, maupun pihak Kompas TV. Tapi saya sebagai penonton cukup
senang, karena bisa melihat mereka satu kali lebih panjang, hehehe. Tapi kalian
kira-kira paham gak dengan apa yang
dipikirkan para komika? Saya tebak sih, kemungkinan besar para komika itu
justru kecewa. Ya, mereka sudah capek-capek bikin materi, harusnya saingan
mereka hilang satu, eh gak
jadi. Bener gak? Bener gak siiiiiih??? (Hifdzi
mode: on)
Lagi-lagi, saya suka dengan
penampilan Abdur. Abdur yang sensi dengan acara Mancing Mafia, dan warga
kampungya yang biasa tangkap paus sebesar Balai Kartini. Asik tuh kayaknya,
hehe.
Ada kejutan buat Dodit di SHOW 9
ini, yaitu didatangkannya dua kakaknya, yaitu Mbak Nining dan Mbak Dewi! Cieee, Dodit kelihatan malu-malu
kedoknya dibuka, hahaha. Dodit kena star-syndrome,
waah sombong sekali. Lalu bahkan dia melarang ibunya untuk nonton dia di Balai
Kartini! Ckckck ...
Ngomong-ngomong, juri tamunya
kembali ganti menjadi Jono.
SHOW 10
Para komika diajak jalan-jalan ke
PT. Lion Wings nih. Sambil melihat cara produksi barang, mereka juga diberi
kesempatan untuk stand up dengan tema
pekerjaan di situ. Kali ini ada permainan kecil juga, lho.
Jadi begini. SHOW 10 punya dua
putaran bagi masing-masing komik. Putaran pertama dilaksanakan di PT. Lion
Wings dan yang kedua seperti biasa di Balai Kartini. Penonton di PT. Lion Wings
dapat memberi voting dengan
memberikan satu kardus pasta gigi Zact pada komik yang mereka anggap lucu.
Komik yang paling banyak terima kardus itu, berhak menentukan tema stand up di Balai Kartini.
Dengan membanggakan pekerjaan
ibunya yang berkarir (di sawah), sedikit gombalan lewat lagu sampai satpam sekolahan
swasta yang mengira dia adalah cleaning
service, Dodit akhirnya mendapatkan kardus terbanyak. Dia pun berhak
memilih tema dan yang terpilih adalah transportasi.
Pada SHOW 10 ini akhirnya Coki
menghembuskan napas terakhirnya. Napas terakhir di panggung SUCI 4 maksudnya.
Saya bakal rindu dengan ketawanya yang khas, bit imajinatifnya dan delivery materinya yang cantik (cocok banget jadi host). Saya juga penasaran lho sama kereta
kencana Nyi Roro Kidul yang bingung cari arah ...
Sekedar info, kali ini host-nya diganti dengan Uus (@Uus__) dan Babe masih tetap. Juara SUCI 3 kok
diganggu gugat ... hahaha.
SHOW 11
Karena komika yang tersisa di
SUCI 4 ini ada enam orang, maka mereka akan battle
ditambah dengan tema lingkungan. Seperti yang sudah dilakukan oleh season-season lalu, para komika akan
dipasangkan dan disuruh buat materi berdasarkan kebiasaan lawannya. Dari enam
orang dibagi menjadi dua tim, dimana Dzawin bersama Dodit dan Liant, sementara
Abdur bersama Hifdzi dan David.
Menurut saya yang paling seru di
pertandingan ini adalah Dzawin dan Abdur. Dzawin menirukan gaya Abdur dengan
membawakan syair yang keren, sementara Abdur dengan absurd-nya menirukan opening
Dzawin. Yang bikin saya ngakak adalah kata-kata Abdur tentang Dzawin: ‘di sini saja dia anak pesantren, di hotel anak setan.’
hahaha, seperti kelihatan kalau Dzawin dan Abdur ini berteman tapi juga berantem, semacam Tom
and Jerry gitulah. Saya juga suka prinsip dari Dzawin yaitu: ‘Dipaksa, terpaksa, terbiasa, bisa, luar biasa. Sebuah
lingkungan yang memaksa kita untuk terbiasa dan akhirnya bisa bahkan luar
biasa.’
Di SHOW 11 juga ada game kecil,
yaitu speak up. Dengan tema
lingkungan, para komika, juri dan host-nya
akan diberi sebuah kalimat dan mereka disuruh untuk melanjutkannya menurut
imajinasi masing-masing. Kalimat pertamanya adalah ‘Kita harus menjaga lingkungan
karena ...’ dan yang kedua adalah ‘Bila lingkungan terjaga, maka ...’
Jawabannya pun lucu-lucu. Saya sebutkan
beberapa ya!
David: ‘Kita harus menjaga lingkungan karena kalau
jaga parkir itu kerjaan gua.’
Uus: ‘Kita harus menjaga lingkungan karena ... semua ... karena cinta~’ (dia
malah nyanyi)
Liant: ‘Kita harus menjaga lingkungan karena lingkungan tidak bisa menjaga
dirinya sendiri.’
Lalu dari kalimat yang kedua ...
Raditya Dika: ‘Bila lingkungan terjaga, maka Yudha Keling bisa dikubur dengan tenang.’
Dzawin: ‘Bila lingkungan terjaga, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.’ (malah baca
UUD)
Dodit: ‘Bila lingkungan terjaga, maka dia bangun tidur.’
Di penghujung acara, akhirnya
Liant harus closemic malam itu. Wah,
padahal materinya David ‘Liant kapan
closemic?’ ...
wah Kak David skandal nih ... wah ... hahaha, bercanda. Tetap semangat Ko
Liant, semoga cepat jadi dokter ya ...
SHOW 12
Show kali ini bukan menampilkan lima besar SUCI 4, melainkan
menampilkan empat komika yang sudah di-closemic
untuk unjuk gigi kembali. Entah berdasarkan penilaian apa, yang terpilih
adalah: Coki, Liant, Pras dan Yudha Keling. Sedangkan para lima kontestan SUCI
4 diistirahatkan dengan tenang di bangku penonton paling depan, melihat teman
mereka berjuang keras.
Show yang disebut dengan Babak
#CallBack ini menurut saya paling bagus adalah Pras. Waktu tema liburan, saya
paling suka sama bitnya tentang kelakuan angkot Padang. Yang diceperin sampe semut kalo lewat
nunduk, dihias sedemikian rupa hingga ada yang salah sangka pameran
mobil, cara mesinnya nyala dan kebiasaan ngebutnya. Itu semua gak lepas dari
kemampuan dia untuk act out yang
semakin bagus! Lalu untuk putaran kedua dengan tema all about SUCI 4, bit menirukan para kontestan lima besar SUCI 4
(minus David) juga pecah.
Dan benar, yang layak untuk masuk
kembali ke SUCI 4 adalah Pras. Selamat Uda Pras!
Di SHOW 12 ini terasa spesial
dengan pingsannya Dzawin, yang ternyata cuma akal-akalan dia aja buat ngerjain yang lagi ulang tahun. Ya, Om
Indro Warkop dan salah satu kru Kompas TV Argalaras (@argalaras)
berulang tahun hari itu. Uus sempet aja
ngejailin Om Indro dengan cium pipinya, hahaha.
SHOW 13
Bertemakan fashion, keenam komika di-make
over dan tampil ganteng-ganteng lho ... (ini ngomong gini
karena biar dibales aja mention saya). Acho (@muhadkly)
juga tampil sebagai komika tamu! Yang paling beda dari before ke after-nya itu menurut saya adalah Dzawin. Model bajunya simpel,
tapi trendi. Gaya bajunya kayak anak
zaman sekarang, lihat aja tuh bajunya
dikancingin sampe leher, kan? Keren banget! Digulung selengan, baju dimasukkan
sehingga kelihatan sabuknya yang rapi. Dipadu dengan jam tangan dan kacamata
khas dia, Dzawin
di SHOW 13 saya nobatkan menjadi malam terganteng dia. Tepuk tangan dulu
boleh, dong!
Kekecewaan terbesar terjadi di
SHOW 13 ini. Ya, komika yang follower-nya
paling banyak seangkatan (dan dia sempat menyombongkannya ke Hifdzi) itu closemic. Siapa lagi kalau bukan Dodit
Mulyanto. Saya juga gak paham ya sama ini, soalnya menurut saya penampilan
Dodit malam itu bagus kok, seperti biasanya. Malah yang saya pikir closemic adalah Pras, karena closing-nya gak dapet.
Para penggemar Dodit pun
menumpahkan kekesalannya, salah satunya lewat komentar youtube. Banyak dari mereka yang berpikiran bahwa Raditya Dika itu
sirik sama Dodit. Ada juga yang berpikir Kompas TV mencari-cari rating. Duh, seheboh ini ya closemic-nya Dodit? Sampai ada yang fanatik banget; kalau nonton
yang lain gak ketawa sama sekali, kalau nonton Dodit ketawa.
Yang saya salut dari Dodit adalah
kata-kata terakhirnya. ‘Kata Mas Radit,
ada dua tipe stand up comedy. Yang pertama itu mencerdaskan bangsa, dan itu
muluk banget. Yang kedua, hello guys ini lho lucu. Dan keduanya sah, saya
memilih yang kedua.’
Ya kalau menurut saya diterima aja, karena penilaian juri tidak dapat
diganggu gugat. Mungkin ini hukuman buat Dodit, karena mengidap star-syndrome, hahaha. Ayo Kak Dodit cepat telepon
ibunya, minta maaf sana ...
SHOW 14
Akhirnya, setelah tertunda dua
show, lima besar komika SUCI 4 tampil juga! Kali ini mereka kembali berputar
dua kali, biar bingung hahaha. Bercanda, maksudnya adalah dua kali tampil. Yang
pertama bertemakan iklan dan yang kedua bebas. Hadirnya Bedu sebagai juri tamu
membawa nuansa berbeda (karena biasanya bule).
David dengan video klipnya,
Dzawin dengan sarungnya (dan dia sempat menggombali Feni Rose lagi), Pras dengan dance-nya, Hifdzi dan Abdur dengan gitar
kecil mereka. Penampilan yang paling saya suka di SHOW 14 ini adalah dari
Abdur. Walaupun suaranya tidak sebagus saudara sukunya (Glenn Fredly), tapi dia
jago membuat syair dan puisi. Salah satunya dia memparodikan puisi ‘Tentang
Seseorang’ yang dibawakan Dian Sastro di film Ada Apa Dengan Cina. Eh, Cinta.
Dengan gayanya yang lucu, Abdur sukses membuat pecah Balai Kartini.
Berikut puisi ‘Tentang Seseorang’
versi Abdur. Asemblekeee!
Kulari
ke hutan, cari kayu bakar. Kulari ke
pantai, cari gurita. Teri, teri dan
ikan asin beta benci! Ikan segar, beta jual di pasar. Bosan beta minum tuak. Enyah saja kau Ursula! Pecahkan saja
gelasnya biar ramai! Gelas itu gratis kok. Ada malaikat menyulam
jaring laba-laba belang di tembok keraton putih, sumpah ini malaikat tidak ada kerjaan. Kenapa tidak jodohkan saja
Marten dan Ursula! Bosan beta minum tuak,
dan enyah saja Ursula. Seperti makan ikan asin campur terasi.
And that night, i’m so sad. Yang harus closemic adalah Hidfzi. Komika yang suka ngomong bahasa inggris
seperti saya barusan ini memang menurut saya di putaran kedua tidak tampil
maksimal, mungkin karena alat peraganya juga dipakai oleh komika lain.
Lagipula ini sudah lima besar, lengah sedikit bisa jatuh.
Tapi lepas dari itu semua saya
suka dengan gaya bicara Hifdzi. Saya jadi pengen mengutip bit dari Pras sedikit
(SUCI 4 SHOW 12 #CallBack). Kak Hifdzi, gimana rasanya closemic? Sakit gak siiiiiih?!
SHOW 15
Empat besar SUCI 4 kali ini juga
hadir dengan dua putaran! Pertama mereka akan bahas tentang piala dunia,
lengkap dengan Rico Ceper (@rico_cepero)
sebagai juri tamu. Lalu yang kedua adalah battle:
Dzawin dan Abdur VS Pras dan David.
Di sini saya mulai menyadari satu
komika. Ya, David Nurbianto. Perkembangan Abdur dan Dzawin memang bagus, namun
tidak disangka ada kuda hitam lain selain mereka. Mungkin Kak David jadi
kuda transparan ya, jadi gak kelihatan gitu. Sebenarnya saya sudah memasukkan
David dalam pertimbangan dari SHOW 11, dan saya mulai was-was dengan
perkembangannya. Beneran terjadi!
Semakin lama David semakin matang dengan khas dan materinya. Padahal sebelumnya
penilaian saya terhadap dia itu di bawah Dzawin, tapi sekarang dia
terlihat lebih menonjol.
Kenapa saya bahas David Nurbianto
di SHOW 15 ini? Karena saya paling suka dengan penampilannya, dari putaran
pertama maupun putaran kedua. Salah satu bit yang saya suka adalah waktu David
curhat tentang rasanya satu tim futsal dengan Raditya Dika.
Walaupun ada satu bit yang
menurut saya agak kebablasan, sih.
Yaitu bitnya tentang PERSIKABO, klub sepak bola dari kota asal Dzawin yaitu
Bogor. David bilang bahwa PERSIKABO itu gak
ada di manapun, bahkan di PS 1 bajakan juga gak
ada. Dan juga singkatan PERSIKABO yang dia anggap Persatuan Ikatan Angkot
Bogor. Lucu sih, penonton juga ketawa. Tapi mungkin bagi anak Bogor banyak yang
tidak terima. Akhirnya komika betawi ini minta maaf lewat twitter! Setelah banyak orang Bogor yang tweetwar ke dia, hahaha.
Di SHOW 15 ini Dzawin juga
mengeluarkan penampilan terbaiknya. Lucunya saat battle, dia malah ngeledekin
Abdur juga! ‘Ini anak datang dari timur ke barat cari
kitab suci!’
hahaha! Ketahuan jahilnya Dzawin ini kayak
gimana, deh.
Dan akhirnya setelah melewati
keseruan yang gokil, Pras harus closemic
di SHOW 15. Menurut saya Pras juga mengeluarkan penampilan terbaiknya, kok!
Tapi mungkin total nilai di mata juri masih di bawah para komika lainnya.
Pertama kalinya dalam sejarah, Pras adalah satu-satunya komika yang harus di-closemic dua kali. Sabar ya, Uda!
Saya akui act out Uda juga sudah
berkembang baik, kok!
Well, kira-kira begitulah secara garis besar perjalanan SUCI 4 ini.
Tentu saja tidak lengkap, karena yang saya tulis di sini kebanyakan adalah
komika yang closemic dan komika yang
saya anggap terbaik atau lagi kontroversial. Kalau mau tahu aksi-aksi komika
lainnya yang tidak saya sebutkan, sana streaming di channel youtube-nya Kompas TV!
KHAS PARA KOMIKA DAN ISTILAH
YANG TERLAHIR DI SUCI 4
SUCI 4 telah melewati berbagai
masa dan perjalanan. Setiap komika berkembang menjadi lebih baik dan memiliki
pengetahuan yang lebih luas tentang Stand
Up Comedy. Tidak berhenti sampai di situ saja, sejalan dengan perjalanan
SUCI 4, mereka mulai menemukan semacam jati diri mereka masing-masing. Ya, mereka punya khas
dan gaya sendiri-sendiri, yang berbeda dari yang lain bahkan dari season-season yang lalu.
Wah, apa saja, ya? Penasaran?
Menurut pandangan saya, istilah
dan khas komika yang tertangkap di mata saya adalah sebagai berikut. Capcus!
Aduh mama sayange ...
Dengan logat timur yang khas,
Abdur mengucapkan kata-kata tersebut dengan lucu. Terlihat di awal-awal show sepertinya dia tidak begitu
menekankan kata-kata itu. Namun lambat laun dia mulai sering mengatakannya dan
secara tidak sadar kini banyak yang menirukannya!
Aku sayang kalian ... kalian sayang gak siiiiiih?!
Sebenarnya ini biasa aja. Tapi karena yang membawakan itu
sang ustad gahol Hifdzi,
kedengarannya jadi lucu banget. Apalagi kalau dia udah sambil nari-nari khasnya
itu, yang ngelus-ngelus perut tambunnya, hahaha! Janinnya minta dielus ya Kak
Hifdzi? Peace ... tapi lucu kan? Lucu
gak siiiiiih?!
Asemblekeee!
Sebenarnya saya tidak mau
memasukkan ini, tapi ya sudahlah, saya pikir-pikir ini juga termasuk khas. Kata
yang tidak jelas ini sering diteriakkan oleh Abdur ketika dia ada di VT maupun
saat show (SUCI 4 SHOW 16 putaran
pertama). Pras pun pernah menirukan gaya absurd-nya
ini (SUCI 4 SHOW 15 putaran kedua).
Alasan saya tidak mau memasukkan
ini adalah karena saya tidak mengerti apa artinya. Kak Abdur, jika kau sedang
baca ini bisakah kau bantu saya?
Assalamualaikum!!!
Ini bukan istilah, tapi lebih ke
khas. Logat dari betawi mungkin sudah sangat mendarah daging ya dalam David
Nurbianto, sehingga salam pun udah kayak
orang marah-marah. Ceilah ... Kak David jangan
marah-marah mulu dong. Saya
lihat dari show awal sampai show akhir nadanya sama terus. Kecuali
pada SHOW 14 putaran pertama karena dia pantun dan SHOW 16 putaran kedua yang
nadanya agak menurun. Entahlah, nervous
kali udah tiga besar?
Juga ada versi khas dari Wendi dan Hifdzi. Yang Hifdzi, nadanya yang kayak lagi menahan
sesuatu itu malah jadi daya tarik buat dia. Itu dari awal lahir cara ngomongnya
emang kayak gitu ya? Tapi lucu kok
lucu, hehehe.
Assalamualaikum. Ini gimana kabarnya pada sehat semua yaa, sehat yaa.
Gaya opening milik Dzawin ini tidak gampang ditiru oleh komika lain,
lho. Buktinya waktu Abdur (SUCI 4 SHOW 11) dan Pras (SUCI 4 SHOW 15), mereka
malah memplesetkannya jadi ucapan yang gak
jelas dan absurd. Malah jadi kayak mbah dukun ... lalu pasien
disembur! hahaha.
Hai sahabat! Ulala~
Ustad gahol dari Jogja ini punya kebiasaan menyapa para audience dengan kata sahabat. Walaupun
tidak sering, tapi ketika ada yang mengatakan ‘hai sahabat!’ itu pasti
dari Hifdzi. Lalu kemudian kata-kata ‘ulala~’
yang sebenarnya sudah nge-trend
karena Syahrini. Hifdzi sempat juga memakai kaos dengan istilah yang saya pikir
agak-agak ganjen itu di SHOW 14.
Kamu ... iya kamu ... i love you.
Ini komika paling penggombal
seangkatan komika. Siapa lagi kalau bukan Dodit, komika yang walaupun mukanya biasa tapi
penggemarnya luar biasa. Guru yang punya murid kayak Liant semua itu memang selalu unik dan anehnya banyak yang
suka. Ini istilah andalannya apalagi kalau lihat cewek cantik ...
Karo opo mas e ...?
Istilah dari Dzawin ini
sebenarnya tidak terlalu sering dipakai. Tapi namanya khas ya tetap khas. Lucu
dan unik! Saya sebenarnya bingung karena Dzawin ini dari Jawa Barat ya, tapi
kok bahasanya sama seperti daerah saya (Jawa Timur)? Harusnya kan bahasa sunda
dan bahasa jawa itu beda men. Bagi yang gak
ngerti, ‘karo opo mas e ...?’ itu
artinya ‘dengan apa, mas ...?’ biasa
di warteg-warteg kalau kalian pesan nasi, yang jual pasti tanya mau dengan lauk
apa.
Dan saya ingat betul waktu Abdur
mengucapkan istilah ini (SUCI 4 SHOW 11). Itu sumpah gak enak banget di telinga. Kak Abdur jangan diulangi lagi,
ya. Hahaha!
Selamat malam, masyarakat.
Opening yang cukup unik dan menarik. Tiap show
Dodit selalu menggantinya dan ternyata dia tidak kehabisan kata, ya. Kata ‘masyarakat’ yang saya tulis di atas itu
hanya salah satu dari banyak kata yang dia gunakan. Dodit Fans Club, penduduk, kerabat, muda-mudi masa kini, para fans, fashionista, dan beragam lainnya.
Stop tipu-tipu!
Lihat aja udah pada tahu dong ini
istilah dari siapa. Yap, Abdur! Seperti istilah ‘aduh mama sayange ...’ istilah ini sebenarnya juga lumrah dan
biasa di daerah Timur (sepertinya sih, lha
wong saya gak pernah pergi ke
sana). Bisa kita lihat dari Arie (@Arie_Kriting),
saya pernah melihat dia mengatakan ‘stop
tipu-tipu kau e!’ dan itu merupakan suatu bukti.
Tapi di telinga kita? Jelas
terdengar asing. Jadi, give applause buat Abdur yang
telah membawa kosa kata sukunya untuk menjadi trend di seluruh Indonesia. Yeee!
Kira-kira itu yang bisa saya
tangkap, kalau ada yang gak ketangkap
berarti saya bukan kiper yang baik. Boleh kasih saran di komentar kalau ada
khas dari para komika yang gak sempat
saya masukkan!
PELATIHAN PARA KOMIKA DAN VT YANG GOKIL DI SUCI 4
Pada bagian ini saya akan
membahas salah satu kegiatan para komika di karantina. Mereka gak cuma nulis
materi aja. Kalau gitu doang buat apa
sponsor? Ciaa ciaa ciaa. Jadi selain
buat materi dan stand up, para komika juga
dilatih untuk menjadi komika yang lebih baik. Selain agar bisa tampil
maksimal di panggung (dan gak
malu-maluin para juri yang sudah memilih mereka), pelatihan itu juga bakal jadi
ilmu yang berguna sampai seterusnya.
Dari video opening SUCI 4 di tiap show,
kita bisa tahu apa-apa saja yang telah mereka pelajari selama karantina.
Setelah saya kembali nonton di youtube
(kalau cuma bermodalkan ingatan waktu nonton di TV pasti susah men!), ini yang
saya dapat.
Pelajaran dari Raditya Dika dan
Mosidik (@mosidik) tentang pengalaman mereka
dan tips-tips performance, writing-class dari Isman (@ismanhs), share
pengalaman dari komedian senior Yadi Sembako, kelas yoga di Celebrity Fitness
(kasian ya Hifdzi, hahaha), mentoring dari Ge Pamungkas, kelas akting dari
artis senior Mathias Muchus, Public
Speaking yang dimentori oleh Erwin Parengkuan, kelas motivasi, jalan-jalan
di PT. Lion Wings dan Ancol serta Jungle Land, mentoring dari Pandji (@pandji) dan yang terakhir adalah kelas Finance.
Ada yang serius, tapi ada juga
yang menyenangkan. Ya, para komika juga diajak untuk shooting VT agar tidak tegang menjalani kompetisi. Kedoknya sih
diajak shooting, tapi sebenarnya
mereka bersenang-senang membuat kenangan. Cieee
...
Dan kalian tahu nggak sih, VT
yang dibuat itu lucu-lucu. Walaupun hanya berdurasi tidak sampai satu menit
lebih, itu cukup untuk membuat kita tertawa. Beberapa yang akan saya bahas di
sini adalah VT yang paling saya suka dan bikin saya ngakak. Maaf karena tidak
banyak, sebenarnya lucu semua, tapi kayaknya
tangan saya bakal gémpor kalau
ditulis satu-satu. Maklumin ya!
Dzawin SHOW 1: ‘Pertama-tama gua
ikut stand up, sayang, gua nervous. Dua-dua, gua sayang ibu, tiga-tiga, sayang
adik kakak.’
Ini apaan coba, hahaha. Mana Dzawin yang keringetan itu ternyata lagi
main Flappy Bird lagi.
Abdur SHOW 2: ‘Musik itu
cerminan jiwa. Makanya ada pemimpin yang buat lagu. Sekedar biar dibilang punya
jiwa.’ Cieee Kak Abdur kritik sosial, hahaha.
Tapi saya suka sama kata-kata ini, sampe saya bikin status di facebook lho ...
David SHOW 4: Adegannya David Nurbianto lagi lari-lari serius kayak ngejar buronan. Lari, lari, lari,
tegang, tegang, tegang, eh ternyata ujung-ujungnya dia ngejar orang yang jualan
pulsa berjalan. Ngutang lagi!
Sri Rahayu SHOW 4: Sri jalan dengan angkuh ditemani dengan Abdur
dan Wendi sebagai bodyguard-nya. Sri
dapat telepon dan bingung kok tidak ada suaranya. Ya jelas tidak ada suaranya wong handphone-nya
kebalik ... ‘Hola? Hola?!’
Arif SHOW 4: ‘Apa sih yang Arif
gak bisa? Banyak.’ Sebenarnya saya ngakaknya tuh karena Arif gak
pantes pake baju yang seperti debt
collector itu. Aduh, ngakak pokoknya!
Yudha Keling SHOW 5: Waktu Yudha Keling pake kostum hantu, orang gak takut. Tapi waktu dia lepas
kostumnya dan nampak wajah aslinya, orangnya malah lari. Hahaha!
Dzawin SHOW 5: Sutradara menyuruh Dzawin untuk akting seakan-akan
udah lama gak lulus kuliah, terus diputusin pacar, udah
gitu motornya ilang. Dzawin malah nangis di tempat dan bilang ‘Itu beneran masalah saya pak ... cuma bapak
yang bisa ngerti saya ...’ kemudian memeluk David (si sutradara).
Dodit SHOW 6: ‘Saya sebagai
calon presiden komika, harus memahami rakyat. Maka saya harus blusukan.’
Habis itu Dodit emang blusukan ... blusukan di semak-semak. Hahahaha! Aneh banget.
Coki SHOW 7: Coki berperan jadi anak SMA culun yang suka dipalak
preman. Pras (si preman) nanya Coki, dia mau kemana? ‘Mau
pulang bang ... ke dunia lain ...’ hahaha melas mukanya! Waktu dipalak Pras si
Coki mau aja tapi dia minta anter pulang. Lah anehnya Pras malah mau dan
nggendong Coki ...
Coki SHOW 8: ‘Sayang, bapak
kamu ... bapak aku ya? Berarti kita sodaraan dong. Hahaha!’ Coki dengan tawanya yang khas dan apalagi si
pemeran cewek juga bisa mengimbanginya, jadi bikin saya ikut ketawa!
David SHOW 9: ini VT yang paling bikin saya ngakak. David berperan
sebagai pemain sepak bola dan dia mulai beraksi. Di tengah itu semua ada Dzawin
yang berperan sebagai komentator bola. ‘Ceilah Bang Dapit
... bawa-bawa bola, bininya gak dibawa Bang? Ini nih yang anaknye lima nih ...
yang tiga anak orang yang dua anakonda! Yak ditendang eee ditendang eee siapa
suruh shoot?! Ngapa Bang marah-marah kayak sembako belum dijual!’
Coki SHOW 9: Udah banyak gaya pake siram air minum ke muka biar
kelihatan keren dan basah, udah
ngomong dengan kecenya kalo dia itu bersepeda bukan karena gaya tapi back to basic, eh ternyata back to basic-nya itu naik sepeda roda
tiga. Kak Coki ... berat banget hidupmu.
David SHOW 10: berperan jadi satpam, David memeriksa kebersihan
kuku para pekerja. Ada yang dikatain habis main gundu, dikatain gede banget kayak pete, dan yang terakhir ada pekerja yang malah kukunya dicat
(pekerjanya cowok macho lho). Reaksi
David apa? ‘Iiih kok sama sih ... gantian besok ya
... iiih ... jadi malu ....’ dan untuk pertama kalinya saya berpikir
kalau Kak
David itu lekong! Bercanda bercanda.
Abdur SHOW 10: Abdur berperan jadi pelamar pekerjaan. Waktu ditanya
apa yang akan dilakukan jika diterima di perusahaan ini, Abdur tidak tahu.
Hifdzi (yang mewawancarai) jadi kecewa dan menyuruh Abdur untuk ganti posisi
(Abdur bertanya, Hifdzi menjawab). Tapi percakapan mereka malah melenceng dan
akhirnya Hifdzi yang keluar dan Abdur sok-sokan jadi bosnya.
David SHOW 11: David yang lagi potong-potong rumput, heran ada
rumput keras. Ternyata rumput keras itu adalah baju pedalaman dari Abdur! Yang
lucu di sini Abdurnya, saya gak tahu
dia ngomong apa tapi lucu aja, beneran!
David menambah kelucuan dengan muka datar dan komentar ‘Lu
bocah mane ...? Ini gua yang nyasar apa lu yang nyasar?’
Liant SHOW 11: Liant yang mengatakan pesan moral bahwa kita harus
menjaga lingkungan dengan menyiram tanaman, ini si makhluk pedalaman muncul
lagi. Yap, waktu Liant menyiram tanaman, tiba-tiba muncul Abdur dan teriak ‘Sumber air sudekat ...! Sumber air sudekat
...!’
Coki SHOW 12 #CallBack: Coki berkata kalau naik wahana itu gak perlu yang serem-serem. Yang penting
sensasi! Dan dia ternyata naik apa? Naik semacam bom bom car sama Dzawin di sebelahnya. Absurd-nya lagi, Dzawin setelah marahin Coki malah ikutan teriak
histeris. Yaelah ...
Pras SHOW 12 #CallBack: Pras ngajak para komika untuk naik suatu
wahana. Setelah itu, David bingung kok Pras gak
teriak sama sekali waktu naik wahana? Dan plot
twist-nya adalah Pras menjawab dengan nada tinggi kayak teriak-teriak. Hahaha!
Pras SHOW 14: Menirukan iklan tokokardus
dot com. Pras memakaikan baju ke Hifdzi yang ternyata itu baju zaman Hifdzi
bayi. Dan yang bikin saya ngakak adalah ekspresi Hifdzi yang melongo, polos,
aduh pokoknya! Hahaha!
Dzawin SHOW 15: Udah keren-keren bisa masukin bola ke gawang, eh
ternyata gol bunuh diri. Di sini yang lucu itu ekspresi Dzawin waktu dimarahi
David (kipernya)! ‘Ya kan sama aja ...
gol ...’ David nyaut: ‘Ya beda lah!
Lu bisa maen kagak sih ...!’ kemudian Dzawin dengan melasnya bergumam: ‘gol tapi ... ah lu mah gitu sih ...’
David GRAND FINAL: David keluar dari mobil udah kayak artis terkenal. Banyak wartawan yang menghampirinya (yang jadi wartawan temen-temen SUCI 4). Di sini yang lucu Dzawin, itu dia malah bawa laptop dan tanya 'Pak nama ibu saya siapa pak?!' Lalu Pras yang bawa handphone bukan buat ngerekam tapi buat selfie.
YANG BERBEDA DI SUCI 4
SUCI 4 merupakan ajang kompetisi
Stand Up season terbaru. Berbekal belajar dan pengalaman dari season sebelumnya, SUCI 4 terancang
dengan apik dan berbeda. Dari segi panggung, keunikan tiap komika dan
lain sebagainya. Oh, dan ada juga event
yang menarik.
Apa saja ya? Menurut saya sih
sebagai berikut.
Adanya sponsor utama
Mungkin karena Stand Up Comedy sudah mulai digandrungi
masyarakat, sebuah sponsor pun tertarik untuk bekerja sama dengan Kompas TV.
Jika sebelumnya tidak terlalu lama sebuah sponsor itu bekerja sama, kali ini
berbeda. Sebuah produk pasta gigi ZACT sudah bekerja sama dari awal untuk menjadi
sponsor SUCI 4 ini, dan bahkan membantu Kompas TV untuk menggelar audisi SUCI
4.
Kenapa saya bilang sponsor
utama, karena produknya ini sampai dimasukkan dalam kata-kata. Yaitu: Stand Up Comedy Indonesia season 4,
e-ZACT-ly confident, let’s make laugh!
Callback
Ini adalah sebuah hal baru bagi
SUCI. Ya, dengan adanya Babak Callback,
para komika yang sudah closemic
dipilih untuk tampil lagi di panggung SUCI 4. Walaupun tujuan diadakan Babak
Callback ini masih gak jelas ya buat
apa.
Hadiah untuk juara 3
Jika di season sebelumnya juara 3 tidak mendapatkan hadiah, kali ini
berbeda. Juara 3 mendapatkan sebuah sepeda motor bebek! Lumayan, buat goncengan
kalau malam minggu ...
David Nurbianto pun sempat
membuat materi berdasarkan hadiah ini. Dia kan tukang ojek, motornya kredit
pula. Lihat ada hadiah motor, dia jadi pengen
pamerin ke sesama tukang ojek. Hahaha!
Hadirnya tokoh khayalan
Para komika tidak hanya melucu,
tapi secara tidak sadar mereka telah membuat suatu karakter yang kita bahkan gak tahu mukanya gimana. Kebayang gak sih, kita kok bisa ketawa ya sama
sebuah tokoh tapi kita sendiri gak
tahu perawakan tokoh itu sendiri?
Coba tanya diri kalian sendiri.
Kalau kalian dengar kata ‘Ursula’ pasti sudah
ketawa-ketawa sendiri. Ya, otomatis kita akan teringat dengan bit-bit yang
dibawakan oleh Abdur. Dari dia yang suka potong poni, potong bebek, sampai kalo
matanya kedip itu kanan dan kiri gak
kompak. Lalu juga Marten, pacar Ursula yang punya golongan darah AB- dan yang
kalo buat akte kelahiran antri di pohon Kedondong 1.
Selain Abdur, Pras juga punya
tokoh ciptaan. Mereka bernama Siti dan Zubaidar. Ini saya gak tahu dia mulai mengatakannya dari kapan, tahu-tahu muncul saja
gitu. Walaupun tidak sesering Abdur, ketika kita mendengar kata ‘Zubaidar’ pasti pikiran kita akan mengarah pada komika
Padang satu ini. Dan ketika saya jalan-jalan di TL-nya Pras (biasa, kurang
kerjaan. Kalo lagi ada kerjaan ya kerjaannya saya tinggal), sampai ada kaosnya!
Host yang serasi
Saya menonton SUCI dari sejak season 2 (waktu itu saya dukung Ge),
kemudian season 3 (saya dukung Muslim
dan Alphi) hingga season 4 ini
(kalian bisa tahu siapa yang saya dukung setelah bagian ini selesai). Di antara
semua season, host yang saya pikir paling pantas dan serasi adalah Babe dan Uus.
Mereka berdua kocak dan asik, apalagi spontanitas mereka yang bikin kita
ketawa.
Bukan berarti host SUCI season lalu tidak lucu, tapi menurut saya perpaduan antara Babe dan Uus
adalah yang terbaik dari semuanya. Dilihat dari segi saling menimpali
maupun kekompakan mereka. Walaupun secara fisik juga melengkapi, sih. Babe yang
pendek tapi keriting, sedangkan Uus yang tinggi tapi botak! Oh ya, daya spontan
Uus itu bagus lho, saya bingung kenapa dia kok bisa closemic di minggu pertama. Nasibmu Kak ...
Juri; terkait jumlah dan posisi
Tempat duduk untuk para juri di season 3 berada di atas sedikit belakang.
Jumlah juri pun masih tiga orang, yang dua Raditya Dika dan Om Indro, yang satu
adalah juri tamu. Juri tamu ini sering berganti. Yang saya ingat adalah Tora
Sudiro, Fitri Tropica, Alexandra Asmasoebrata, Jono dan Pongki (Jikustik).
Kali ini, posisi juri dibuat
menjadi lebih dekat dengan komika yang sedang beraksi. Lalu dengan
ditetapkannya juri ketiga yaitu Feni Rose. Juri tamu tetap ada, tapi
diposisikan berbeda dengan ketiga juri. Letaknya di sebelah juri agak bawah
sedikit. Juri tamunya berkisar di antara Jono, Tyson, Bedu dan Rico Ceper.
Kejutan di tengah show
Ulang tahun para komika, seperti
Yudha Keling dan Arif. Kemudian ulang tahun Om Indro dengan salah satu kru
Kompas TV, Argalaras. Tidak lupa ulang tahun dari Babe yang dihadiahi sikap
lilin dari Uus! Hahaha. Banyak kejutan yang tercipta di SUCI 4 ini,
menghadirkan tawa dan suka cita. Oh ya, seperti yang sudah saya jelaskan di
SHOW 9, Dodit juga diberi kejutan dengan hadirnya kakak-kakaknya.
Komika VS Juri
Ini mungkin termasuk ke sebuah event yang gak disengaja ya, tapi biarlah saya masukkan di sini, karena memang
ini juga hanya terjadi di SUCI 4.
Ya, meskipun di SUCI 3 lalu
sudah ada Fico yang ngeledekin
Raditya Dika ‘Abang, abang, gara-gara
abang, si Anggi jadi suka nulis cerpen! Cerpen! Cerpeeen ... apaan gitu doang
empat juta?!’. Di SUCI 4 ini justru Kak Radit yang cari gara-gara, dan itu
berkelanjutan.
Para penggemar Dodit pasti sudah
tahu. Yap, Raditya Dika mengomentari Dodit waktu SHOW 6: ‘Kalo
ketawa ketawa aja, gak usah berkerut gitu mukanya. Itu kumis lo udah bergetar,
seakan ngomong Lepaskan Dodit! Lepaskaaan!’ Dodit terlihat tidak
kuat menahan tawa dan menoleh ke belakang dua kali!
Tidak berhenti sampai di situ,
di SHOW 7 Radit kembali berulah: ‘Kalau
ngeliat lo hari ini gue jadi inget pengalaman waktu pramuka dulu. Waktu kemah,
ada anak desa yang sopan, baik, lucu. Dia jatoh palanya kena batu jadi bego
kaya lu.’ Dodit hanya diam dan menahan senyum. ‘lo
kalo ketawa ketawa aja! Itu kumis lo udah menjerit-jerit tuh ... lepaskan aku
Dodit!!! Aku juga ingin bermain musik!!!’ Dodit yang sepertinya gak kuat menutupi mulutnya dengan biola.
Hahaha! Tambah pecah suasana di Balai Kartini.
Dendam, di SHOW 8 Dodit membalas
Radit: ‘Ada beberapa gelar untuk
perempuan. R.A, Raden Ajeng, untuk perempuan jawa yang belum menikah. R.A,
Raden Ayu, untuk perempuan jawa yang sudah menikah. R.A.Ditya,
itu orang biasa yang belum menikah. Mas Radit senyum aja gak usah
ditahan-tahan! Bulu hidungmu lho mas, bergoyang-goyang ... lepaskan Radit!!!
Lepaskan Radit!!!’ Dan itu adalah bit terpecah dari Dodit! Penonton
ketawa gak berhenti-berhenti sampai
ada yang standing applause, itu gokil
banget.
Dan lucunya lagi, sebelum Radit
mau komentar, Dodit nyela dan bilang: ‘Mas
Radit saya minta maaf ...’ Lalu Radit berkomentar: ‘... terus yang kedua, pas lo ngeledekin gue. Pas itu lo terlihat
sangat luwes sekali, lancar sekali ...’ Dodit kembali menyela: ‘Saya lho sudah minta maaf mas ...’
Komika yang di-bully
Kalau kalian benar-benar
mengikuti SUCI 4 dari awal, pasti sudah tahu yang saya maksud ini siapa. Ya,
siapa lagi kalau bukan Yudha Keling! Komika yang lebih serem dari setan ini dari awal audisi aja udah kasian. Seperti yang
sudah saya katakan di bagian Audisi SUCI 4 Jakarta, Yudha Keling ini
dikata-katain sama Raditya Dika dan Om Indro. ‘Waktu gua merem, lucu. Tapi waktu gua melek, gua jadi berasa masuk
rumah hantu.’ Itu komentar dari Om Indro. Raditya Dika malah lebih ekstrim:
‘Jadi gini, acara ini kan akan ditonton
oleh anak-anak. Jadi kayaknya gak bisa.’
Begitu masuk show
pun masih aja di-bully. Dari sisi juri maupun dari para komika lainnya, ckckck. Dan
yang paling saya ingat komentar Raditya Dika adalah saat PRE-SHOW dan SHOW 1. ‘ ... mungkin gue bisa bikinin lo film, lo pemain utamanya,
judulnya Manusia Setengah Jenglot.’ Dan di SHOW 1: ‘Ini
juga motivasi, bagi orang-orang jelek bisa punya pacar cantik asalkan jadi
komik.’ Lalu ada lagi tapi saya lupa di show berapa: ‘Orang juga tau lo
layak dihina.’
Acara pem-bully-an ini gak
berhenti sampai saat dia closemic
lho. Karena dia masih tetap mendatangi Balai Kartini untuk nonton, dia selalu
jadi target. Salah satunya adalah Dzawin (SUCI 4 SHOW 8) dan Pras (SUCI 4 SHOW
12 #CallBack). Raditya Dika pun kadang masih menyebutkan Yudha Keling, seperti
pada saat bermain speak up game (SUCI
4 SHOW 11) yang sudah saya sebutkan di bagian sebelumnya, lalu pada komentarnya
untuk Dzawin di SHOW 16 putaran pertama: ‘... kalo naik
gunung malem-malem gue titip salam buat Yudha Keling.’ Dan pada waktu Grand Final, waktu David menyebutkan Yudha Keling, Radit berkomentar bahwa dia sangat senang sampai standing applause. Gila tuh hahaha.
Menurut saya ini semua berasal
dari dia sendiri, yang suka ngeledekin
dirinya sendiri. Dia di-bully seperti
itu kelihatan terima-terima aja, mungkin dia udah sadar ya.
Komika yang membawa alat musik
Untuk pertama kalinya dalam
SUCI, ada seorang komika yang membawa alat musik biola, yaitu Dodit. Komik ini
termasuk unik (dan langka, mungkin?) karena cara pembawaannya dengan muka datar dan watados seperti Fico (@ficocacola) di season
lalu. Bedanya sama Fico, Fico gak
bawa biola. Mungkin biolanya udah ditelen sama dia, soalnya biar gak ketahuan kalo dia lagi selingkuh
sama botol.
Dodit ini juga termasuk dalam
hal aneh di SUCI 4. Ya, walaupun dia tidak masuk dalam lima besar SUCI 4, tapi penggemarnya ngalah-ngalahin
semuanya! Beuh. Video youtube-nya ada yang sampai jebol jutaan
viewers! Saat komika lain rata-rata follower twitter-nya belum sampai lima
puluh ribu, dia udah seratus ribu lebih. Aneh banget kan. Ini Kak Dodit pasti
pake santet nih. Hahaha!
Menurut saya pribadi sih, saya
biasa aja sama komika satu ini.
Karena seperti yang sudah saya tulis tadi, Dodit ini satu konsep dengan Fico.
Saya dulu suka ketawa absurd kalau
nonton Dodit. Tapi lama kelamaan saya mulai agak bosan dengan pattern-nya Dodit, menurut saya dia
berada di zona amannya dan gak mau
keluar dari situ, akibatnya dia gak
berkembang sepesat komika lainnya dan mengantarkan dia pada closemic. Bukan berarti saya bilang
Dodit gak lucu, lucu kok! Bukan
berarti saya bosan dengan konsep deadpan,
saya masih suka kok, buktinya saya selalu menikmati penampilan Beni.
Komika yang mengidolakan juri
Aneh tapi nyata. Hanya di SUCI
4, komika cewek yang menggombali juri Raditya Dika. Jika sebelum-sebelumnya
sudah mainstream menggoda juri cewek,
kini Sri Rahayu melakukan hal yang anti-mainstream.
Sri ini suka banget menggombali
Raditya Dika, dan bahkan sampai mencubit pipinya! Mulai dari SHOW 1 sampai dia closemic. Beberapa yang saya ingat
adalah sebagai berikut.
‘Kalian tahu kenapa badan saya kecil? Karena saya diciptakan dari
tulang rusuk seorang pria kecil di sana ...’
‘Selamat malam calon ayah anak-anakku ...’
‘Selamat malam calon suamiku ...’
‘Oke, Kak Radit
nikah yuk!’
‘Kak radit nanti kita bulan madu di mana?’
‘Selamat malam sang pemimpiku ...’
‘Selamat malam yang selalu memikirkanku sebelum tidur ...’
‘Selamat malam caleg dalam hatiku ...’
Dan banyak sebutan Sri untuk
Radit di setiap show. Ini selalu
bikin saya ngakak karena selain muka Radit yang lucu, tingkah Sri juga
aneh-aneh. Memang dia itu kecil, ringan dan tipis! Tanggapan Radit juga lucu,
saya hanya ingat tiga panggilan Radit untuk Sri, yaitu ‘Azab kuburku’, ‘Korban
tabrak lariku’ dan ‘Calon istri
tukang kebunku’.
Sampai sekarang pun gak ngerti ya, padahal Sri kan pendek.
Daripada suka sama Radit, mendingan kan sama Uus, sang host SUCI 4 yang setinggi pencakar langit. Lumayan kan bisa
memperbaiki keturunan. Saya pernah nanya ke Kak Sri tentang ini, dan dibalesnya ...
Opening yang menarik
Salah satu yang bikin saya
tertarik sama SUCI 4 ini adalah opening-nya
gokil. Sepertinya pihak Kompas ini gak
kehabisan ide ya, salut deh buat Kompas TV! Dan gak lupa bantuan dari para komika yang memerankan opening tersebut jadi lebih pecah dan
seru.
Banyak opening yang menarik, seperti misalnya waktu jadi setan semua,
demo, senam yang dipimpin oleh Feni Rose (maaf yang waktu Babe gak saya sebut senam tapi lebih ke kesurupan), nyanyi
walaupun suaranya fals semua, dan banyak lainnya. Yang sampai sekarang masih nyantol di pikiran itu ada dua. Waktu
SHOW 11 tentang lingkungan dan SHOW 15 tentang piala dunia.
SHOW 11 menampilkan para komika
yang berakting. Di sini sentralnya adalah Hifdzi sebagai pohon, itu pantes
banget hahaha! Apalagi dengan logat dia yang khas, akting dia yang bagus dan
muka dia yang kalo diem aja lucu. Komika lainnya pun menambah keceriaan seperti
kalo gak salah Abdur jadi monyet (dan anaknya
jerapah, hasil kawinan dia dengan komodo jablay) dan Dzawin jadi pecinta
alam yang gokil.
Kemudian SHOW 15, menampilkan
pertandingan sepak bola. Sumpah ini absurd
banget, tingkah para komika itu lucu-lucu! Sebenarnya host-nya juga menunjang, saya masih ingat gimana Babe salto dengan
kerennya hahaha. Lalu bikin piramida-piramida gak jelas gitu, ah! Kompas TV harusnya juga upload lah opening-nya!
Smile
Saya sebenarnya gak tahu fungsi dari smile ini apa. Saya rasa itu tidak
mempengaruhi penilaian para juri, tapi lebih ke memberi tahu komika secara
konkrit bagaimana penampilan mereka. Ada dua jenis smile, yang pertama gambarnya memang senyum dan yang kedua sedih.
Dan saya masih ingat waktu host menirukan kebiasaan juri ini. Saya
lupa waktu penampilan siapa, tapi yang jelas ada di SHOW 15. Di situ Babe berkomentar
sok-sokan kayak juri dan kemudian dia
pegang kepala Uus dan memperlakukannya seperti smile. Ngakak!
Eh, di sini smile maksudnya itu gambar senyum lho ya, bukan buah setan yang dibuat oleh Donquixote Doflamingo.
SMS komika terfavorit
Waktu awal show saya agak kaget, kok ada sistem SMS nih? Wah, jadi gak adil dong kalo kayak gini! Eh ternyata, SMS tidak menentukan siapa yang closemic, tapi menentukan komika
terfavorit tiap minggunya. Jadi komika yang terpilih tiap minggunya bisa dapat
hak untuk menentukan urutan tampil. Walaupun menurut saya gak spesial-spesial amat ya, efeknya.
Variasi tempat stand up
SUCI 4 selain diajak untuk shooting VT, diajak juga untuk stand up dan open mic di salah satu dari berbagai tujuan rekreasi mereka.
Seperti misalnya mereka diajak ke Ancol, mereka bisa openmic. Selain itu ada juga PT. Lion Wings dan SMAN 52 Jakarta
yang dijadikan sebagai tempat show stand
up.
Mungkin biar fresh kali ya. Saya juga setuju, karena
para komika akan menemui penonton yang istilahnya lebih spesifik seperti
pekerja dan anak-anak SMA. Mereka harus tahu bagaimana cara menghadapi jenis-jenis
penonton.
The 3rd Winner
SUCI 4
Kalian tadi pasti bingung,
kenapa waktu bagian PERJALANAN SUCI 4 saya hanya me-review sampai SHOW 15 saja?
Oke, saatnya saya buka kedok
saya, hahaha! Saya adalah salah satu dari DZAWINRANGERS!
Yeee! Jujur saya capek dari awal harus nge-review
secara keseluruhan biar kesannya gak
fokus ke satu komika. Kan gak semua
yang nge-fans sama Dzawin, jadi
istilahnya saya harus universal lah.
Ini karena saya Dzawinrangers makanya
saya bikinin satu bagian khusus buat Kak Dzawin ...
Oh ya, Kak Abdur bisa skip bagian ini kalau gak sudi baca.
Apa yang membuat saya suka dengan Dzawin?
Pertama kali nonton Dzawin di
PRE-SHOW, saya sebenarnya sepikiran dengan Abdur: ‘Ah
ini anak paling satu show dua show pasti closemic.’ Itu beneran saya mikir begitu. Karena saya gak lihat ada khas khusus dari dia,
kalaupun materi islami itu akan sama seperti Hifdzi (secara dia adalah
mahasiswa sastra arab). Tapi lama kelamaan, saya tahu bahwa kekuatan Dzawin ini
ada di bit-bitnya tentang pesantren. Berbekal dengan pengalamannya selama enam
tahun di pesantren modern daerah Banten, Dzawin selalu membawakan materi yang
nyerempet hal-hal pesantren.
Kalau kalian pikir saya suka
dengan Dzawin itu karena bitnya tentang pesantren, kalian salah. Karena saya
adalah seorang nasrani. Jadi saya sebenarnya biasa aja dengan materi-materinya, senang nggak tapi benci juga nggak.
Saya suka Dzawin bukan karena dia ganteng. Kalau
saya milih komika berdasarkan kegantengan, saya dari dulu pasti milih Arif.
(saya tidak bilang Liant karena saya sudah bosan. Soalnya di sekolah,
teman-teman saya itu kayak Liant
semua)
Simpel, apa yang saya suka dari Dzawin
adalah: gaya bicara, kelancaran dan intonasi.
Gak tahu ya, suka aja
sama gaya bicaranya Dzawin. Dia juga lancar dalam delivery materi. Karena dia menghapal materi dengan getol, di
panggung itu rasanya jadi kayak mau
cepat-cepat selesai, jadi ada beberapa kali dia sempat mengulangi kalimat
(seperti membaca). But it’s okay, itu
metode dia dan saya pikir itu tidak terlalu mengganggu.
Selain lancar dalam delivery maupun gaya bicara, saya suka
dengan intonasinya. Halus, lembut, bening kayak
kobokan pecel lele. Bercanda bercanda, hehe. Intonasinya pas, tidak terlalu
tinggi dan memang terkesan lembut, apalagi jika dibandingkan dengan David
Nurbianto dan Abdur yang keras dan suka teriak. Mungkin bawaan dari orang Jawa
Barat ya, katanya orang sana itu halus kalo ngomong.
Tapi di atas itu semua, yang
paling saya sukai adalah perkembangan Dzawin selama SUCI 4. Saya gak lihat mana yang paling lucu terus saya dukung dia, nggak men. Ketika semua orang heboh
dengan Dodit, Yudha Keling dan Coki, saya masih memandang objektif. Jalan ke
SHOW 5, pandangan saya mulai fokus ke arah Dzawin dan saya mulai suka.
Saya amati terus, lama kelamaan
Dzawin berkembang lebih baik dan saya memutuskan untuk mendukung dia.
Dan benar, di show-show selanjutnya
dia tampil lebih pecah dan nuansa pesantren dia itu kuat banget. Saya aja sampai penasaran, gimana sih rasanya
tinggal di pesantren itu? Hidup serba terbatas, makan seadanya, tanpa gadget, prinsip yang diajarkan,
kesederhanaan, aturan ketat dan lain-lain. Walaupun saya tahu saya gak bakal bisa masuk pesantren, tapi
Dzawin mampu membuat saya jadi pengen
merasakannya. Wow!
Keren gak sih komika yang satu ini?
SHOW 16
Saya akan bahas SHOW 16
sekarang. Dengan tema showbiz dan
kesehatan, ketiga komika akan stand up
dua kali. Ditambah dengan kehadiran Soleh Solihun (@solehsolihun), komika profesional meskipun tanpa teknik, hahaha.
Putaran pertama dan kedua,
sayang sekali saya rasa yang terbaik adalah Abdur. Mungkin karena pada waktu
itu ayahnya hadir, jadi ada semacam energi positif masuk ke dalam dirinya
sehingga tampil dengan maksimal. Dia pun langsung masuk ke Grand Final.
Dzawin juga menampilkan yang
terbaik. Namun karena rivalnya adalah seorang David Nurbianto, komika yang juga
saya akui perkembangannya pesat, mungkin berat bagi Dzawin. Seperti di ulasan
saya pada SHOW 15 tadi, sebenarnya penilaian saya terhadap David itu di bawah
Dzawin. Perkembangan mereka seperti saling kejar-mengejar dan di SHOW 16 ini
sayangnya David terlihat lebih unggul sehingga Dzawin harus puas menempati posisi
tiga di SUCI 4.
Walaupun tidak ada closemic, tapi suasananya tetap seperti closemic. Jujur saya ikut terharu
waktu lihat tayangannya. Saya terharu lihat David yang sujud untuk beberapa
saat, lihat Dzawin yang tersenyum, dan Abdur yang seakan ingin menangis.
Apalagi waktu kesan dan pesan
yang disampaikan oleh Abdur dan David. Abdur, seperti yang sudah saya tulis
tadi, dia berkata bahwa dia awalnya menganggap remeh Dzawin. Dan dia tidak menyangka bahwa
Dzawin mampu bertahan sampai di tiga besar.
Kemudian, berdasarkan ingatan saya, David
berkata-kata: ‘ ... ada kalanya gue duduk sebagai
juri dan Dzawin jadi peserta. ... belajarin materi sampe pagi, gue gak bisa
sekuat itu. Dzawin tau dia gak punya kelebihan seperti yang lain tapi dia tau
cara untuk bertahan sampai sini.’
Lalu pesan dan kesan dari
Dzawin: ‘ ... sebenernya gua gak pengen nangis
saat tiba hari yang kayak gini. ... gua dari dulu takut kalo gua closemic gak
ada yang nangisin gua. ... Abdur katanya bakal sujud syukur kalo gua closemic,
hahaha. ... terima kasih semuanya yang telah mendukung, sampai ada
Dzawinrangers, gua ga nyangka bisa ada fanbase. ... waktu SHOW awal-awal dulu
gua inget banget gua ngomong kalo anak pesantren itu dianggap hanya bisa ngaji
dan ceramah. Tapi sekarang gua berdiri
di sini dan ngebuktiin bahwa itu salah!’
Itulah yang seingat saya mereka
katakan (maklum kapasitas otak terbatas). Tapi yang pasti, akhir dari SHOW 16
ini adalah yang paling bikin saya terharu.
AFTER LIFE SUCI 4—TWITTER
Judulnya udah kayak lagunya Avenged Sevenfold nih,
hahaha. Di sini saya akan bahas bagaimana keadaan Dzawin setelah menjadi juara
3 SUCI 4.
Setelah SHOW 16, saya iseng search username Dzawin di kotak pencarian. Dan saya lihat mention-mention yang datang, semua pada
sedih! Kak Dzawin sendiri nge-tweet
dengan emoticon :’).
Kalau saya sendiri lebih
bersifat ke idealis. Kalau Dzawin juara 3, yaudah. Gak usah nyesel, buat apa nyesel kalo udah terlanjur terjadi. Gak usah sok-sok sedih banget. Ngapain
men, Dzawin kenal sama kita juga nggak
kan. Hehe. Ya kalo sedih biasa sih masih normal ya, saya waktu itu pernah lihat
gitu tweet yang mengganggu banget
buat saya, sedihnya itu seakan-akan dunia mau hancur. Aduh nyai sayangeee ...!
Biasa aja keleus.
Dan juga, maaf! Saya bukan fans fanatiknya Dzawin. Meskipun
saya suka, saya tidak sampai pasang foto Dzawin seperti Dzawinrangers lainnya.
Saya tidak munafik, saya juga suka komika lain walaupun nomor satu tetap Kak Dzawin dong!
Beberapa waktu kemudian, mulai
deh pada ganti semua avatar-nya, nama
twitter-nya bahkan header-nya yang terlihat semakin
menggila. Gambarnya
semuanya sama: bernuansa biru, ada angka tiga dan tulisan yang saya gak ngerti tapi kelihatannya tulisan
arab, dan di sebelahnya ada foto Kak Dzawin yang menang juara 3. Keren
lho!
Dan yang baru-baru ini saya
lihat, gak tahu ada permainan apa
(maklum, saya gak tiap hari mantengin
TL-nya dia), tiba-tiba pada tweetpic
semua dengan takeline: Salam Tiga Jari.
Saya tebak ini mungkin sekarang kan lagi demam pemilu ya, jadi mereka kayak semacam menirukan gaya dari salah
satu capres. Kreatif men!
Yaa, pesan saya buat Kak Dzawin
sih gak begitu spesial. Saya harap
Kak Dzawin tetap semangat, gak kena star-syndrome seperti Dodit,
sering-sering stand up biar saya bisa
tetap nonton di youtube dan yang
paling penting: teruslah berkembang menjadi komika yang lebih baik!
Oh ya, ustad harajuku itu siapa
ya?! Sampe sekarang saya masih penasaran. Saya mention Kak Dzawin berkali-kali tapi gak dijawab. #AkuRapopo
GRAND FINAL SUCI 4
Akhirnya tersisa dua komika yang
bertarung memperebutkan juara di SUCI 4. Abdur dari Timur dan David dari
Betawi. Abdur berada di posisi aman sebanyak 14 kali, dan tidak aman sebanyak 2
kali. Sedangkan David berada di posisi aman sebanyak 15 kali, dan tidak aman
hanya 1 kali.
Secara keseluruhan, kita sudah
bisa lihat bahwa kedua komika ini mempuyai khas yang begitu kuat. Mereka
membawakan materi khas daerah mereka, dengan logat mereka dan membungkusnya
dengan apik.
Materi khas daerah mereka. Ya,
Abdur yang berasal dari Timur tepatnya Nusa Tenggara Timur selalu membanggakan
daerahnya. Bukan membanggakan sih, tapi tepatnya memberi tahu orang-orang di
Barat bahwa di Timur itu keadaannya sangat jauh berbeda. Jalan yang cuma satu, kudet informasi, sekolahan dan teknologi
terbatas sampai sifat orang Timur yang keras. Meski dia membungkusnya dengan
tawa (dan kita tertawa), tapi kita bisa lihat betapa mirisnya kehidupan di
Timur.
Yang kedua, David berasal dari
pinggiran Jakarta, yaitu orang betawi. Kebiasaan orang-orang betawi, budaya dan
sifat-sifat mereka sebenarnya secara tidak langsung telah tertuang dalam komika
satu ini. Dari kue anti sosial dan gak
mau goyang, hajatan yang meriah, suka kontrakin rumah sampai jenis-jenis
penyakit yang aneh. Dan jujur di sini, saya jadi sadar bahwa walaupun betawi
itu bagian dari Jakarta, tapi budaya mereka itu berbeda. Saya pikir Jakarta itu
hanya sebuah kota metropolitan yang begitulah.
Tapi ternyata ada suku betawi yang masih kental dengan budayanya dan itu
menarik.
Walaupun di season lalu sudah ada perwakilan dari Timur dan Betawi yaitu Arie
Kriting dan Iam, tapi saya rasa kedua grandfinalis
ini punya persona mereka masing-masing.
Seperti biasa, grand final berlangsung selama tiga jam.
Acara ini meriah sekali! Panggungnya dikemas secara berbeda dari biasanya.
Selain ada tiga putaran untuk Abdur dan David, hadirnya keenam belas finalis
SUCI 4, Pandji dan Comedy Buddy juga
bikin pecah suasana! Oh ya, tidak lupa dengan komika tamu dari Malang, Dani
Aditya (@daniaaditya) dan sahabatnya David, seorang rapper asli betawi Kojek Rap (@KojekRapBetawi).
Penampilan-penampilan spesial
dari mereka menunjang kemeriahan grand
final malam itu. Saya paling suka dengan penampilan trio berbakat dari SUCI
4 yaitu Arif, Dodit dan Pras. Arif dan Pras dengan breakdance mereka lalu Dodit dengan biolanya. Jujur saya suka
dengan penampilan Dodit, dia sudah tidak terlihat kaku dan santai sekali. Sehingga
bit yang dia bawa akhirnya pecah dan gokil! Kenapa Kak Dodit gak kayak gini aja sih dari dulu? Dijamin gak
closemic! Ini baru Dodit yang saya suka!
Kemudian ada juga penampilan
dari Uus dengan bahasa inggrisnya yang aneh, Pandji dan Comedy Buddy, orang-orang di balik panggung yang bertanggung jawab
atas materi para komika. Comedy Buddy
ini menurut saya adalah komika yang sebenarnya ya. Dari auranya terlihat mereka
tidak hanya lucu tapi juga cerdas. Walaupun saya ingat ada beberapa punchline yang gak kena karena bahasanya ketinggian. Mereka adalah Gilang Bhaskara, sang komik cerdas dari SUCI 2 (@gilbhas), Arief Didu (@ariefdidu) dan Sammy Not A Slim Boy (@NOTASLIMBOY).
Putaran pertama dengan tema
Jakarta, saya suka penampilan keduanya. Putaran kedua dengan tema politik, saya
tidak berpihak pada dua-duanya. Abdur memang bagus dengan puisi yang berima
semua, itu pasti sulit ya buatnya (dan saya suka itu!). Tapi puisinya terlalu panjang, walaupun di
dalam puisinya memang ada beberapa titik tawa. Sedangkan David, saya setuju
dengan komentarnya Raditya Dika yang intinya David terlihat sangat berusaha
mencari materi sehingga menurut saya jatuhnya kurang enak. Putaran ketiga saya
lebih suka David, karena dia terlihat lebih pecah. Tapi dari Abdur saya suka
bitnya tentang tugu monas dan tugu pahlawan dijadikan flying fox. SAYA PASTI DUKUNG PEMBUATANNYA. Hahaha!
Seperti yang sudah saya sebutkan,
saya suka dengan puisi yang dibuat oleh Abdur walaupun terlalu panjang. Sebagai siswi yang melek sejarah (Ceilah, padahal cuma gara-gara ada ulangan sejarah aja sebenernya), saya terkesima dengan puisi ini. Saya tahu ini pasti ada yang di-cut oleh Kompas TV terlihat dari adegannya, saya tidak tahu kenapa. Berikut
adalah puisinya:
Jaya Indonesia
Sebagai anak nelayan dari Lamakera, saya melihat Indonesia
itu seperti kapal tua
Yang berlayar tak tahu arah
Arahnya ada, hanya nahkoda kita yang tidak bisa membaca
Mungkin dia bisa membaca, tapi tertutup hasrat membabi buta
Hasrat hidupi keluarga, saudara, kolega dan mungkin istri
muda
Indonesia itu memang seperti kapal tua dengan penumpang
berbagai rupa
Ada dari Sumatera, Jawa, Madura, Sumbawa hingga Papua
Bersatu dalam nusantara
Enam kali sudah kita ganti nahkoda tapi masih jauh dari kata
sejahtera
Dari teriakkan kata ‘merdeka’ sampai sekarang ‘follback dong
kaka ...’
Nahkoda pertama, sang proklamator bersama Hatta
Membangun dengan semangat pancasila dan terkenal di kalangan
wanita
Ia pernah berkata mampu guncangkan dunia dengan sepuluh
pemuda
Tapi itu kan kurang satu untuk tim sepak bola!
Kalau begini kapan kita ikut piala dunia?
Nahkoda kedua, tiga puluh dua tahun berkuasa
Datang dengan program bernama PELITA
Bapak Pembangunan bagi mereka, bagi saya tidak ada bedanya!
Penumpang bersuara berakhir di penjara atau hilang di lautan
tanpa berita
Beda dengan Dodit Mulyanto hanya modal biola saja terkenal di
Indonesia
Nahkoda ketiga, sang wakil yang naik tahta
Mewarisi pecah belahnya masa orba
Belum sempat menjelajah samudera ia terhenti di tahun pertama
Dibanggakan di Eropa dipermainkan di Indonesia
Jerman dapat ilmunya, kita dapat apa?
Antrian panjang nonton filmnya
Nahkoda selanjutnya, sang kyai dengan hati terbuka
Ia terhenti dalam sidang istimewa ketika tokoh-tokoh
reformasi berebut istana
Potong bebek saja ...! Gitu aja kok repot, kata Gus Dur featuring
Ursula
Nahkoda kelima, nahkoda pertama seorang wanita
Dari tangan ibunya bendera pusaka tercipta
Kata bapaknya ‘berikan aku sepuluh pemuda’ tapi apa daya itu
di luar kemampuan ibu beranak tiga
Kalau mau sepuluh pemuda ambil saja dari followers-nya
Raditya Dika
‘Cemungut ya kaka ...’
Nahkoda keenam bagian A
Kenapa bagian A? Sengaja biar tetap ada rima A
Dua pemilu mengungguli perolehan suara, dua kali disumpah
atas nama garuda
Tapi itu hanya awal cerita
Cerita panjangnya terpampang di banyak media
Lapindo, munir, century, hambalang kami menolak lupa!
Kini, ia telah hadir di sosial media, mungkin bermaksud
mengalahkan Raditya Dika
Setelah empat album yang entah seperti apa, mungkin dia akan
membuat film ‘Malam Minggu Istana’
Teman-teman, kini 2014 telah tiba, saatnya kita kembali
memilih nahkoda
Pastikan dia yang mengerti Bhineka Tunggal Ika, bukan boneka
milik Amerika
Dia yang mengerti suara kita, suara kalau Indonesia bisa
Bukan suara Aitakatta, Eaa eaa, atau follback dong kaka ...
Inilah cerita kapal tua kita
Ada yang tidak percaya? Ada?
Sudah kalian percaya sajaaa!
Di show ini juga ada penyerahan penghargaan dari PaSKI (Persatuan
Seniman Komedi Indonesia) untuk Kompas TV karena Kompas TV telah mengembangkan genre komedi baru di Indonesia, yaitu stand up comedy. Wow! Keren.
Tidak hanya Kompas TV yang mendapat penghargaan lho, Hifdzi juga! Bukan penghargaan sih, tapi lebih ke penobatan. Hifdzi dinobatkan sebagai Sahabat Komika! Yeee! Aneh tapi nyata, saya ketawa paling keras justru waktu Hifdzi, bukan waktu Abdur atau David. Habisnya ANEH BANGET! 'Gak kebayang ya kalo saya masuk Grand Final, karena disuruh bikin materi 24 menit harus lucu dan keren. Saya disuruh bikin materi 3 menit aja otak udah keluar dari kuping! Kupingnya Yudha Keling, di Monas ... mungkin 12 menit pertama saya lucu, 10 menit selanjutnya saya mulai mengeluarkan kata-kata aneh seperti biasanya saya lakukan yaitu ulala ... wucheleeee ... haaaa ...' Ngakak pol saya! Emang khas Hifdzi banget itu! Hahaha.
Setelah semuanya
bersenang-senang, seru, terlihat dari para penampil yang mukanya sumringah,
tibalah di penghujung acara. Abdur dan David berdampingan di panggung dengan host berada di sisi panggung. Host me-review komentar dari para juri untuk masing-masing komik. Setelah diselingi
dengan backsound yang bikin
deg-degan, akhirnya host meneriakkan
dengan lantang bahwa JUARA SATU SUCI 4 ADALAH DAVID NURBIANTO!
Sorak sorai bergemuruh, semua
bersuka cita. Dengan membawa pulang uang sebesar lima puluh juta rupiah dan
sepeda ibu (kata Uus: sepeda motherrr),
David meluapkan kebahagiaannya dengan menggigit-gigit jarinya! Yaa, saya gak tahu dia ngapain tapi itulah yang
saya lihat di TV. Mungkin dia menahan tangis bahagia.
Sedangkan Abdur, sebagai juara
dua dia membawa pulang uang sebesar dua puluh lima juta dan juga sepeda motor. Sebagai
tambahan, Abdur, David dan Dzawin mendapatkan hadiah langganan K-Vision. Di
sini agak kentang gitu ya Dzawin
tiba-tiba naik ke panggung hanya untuk terima piala. Seenggaknya dia juga ada
porsi openmic apa gimana gitu ...
Pandangan saya pribadi, dua
orang komika ini sudah bagus, mereka tidak bisa dibandingkan karena mereka
punya kekuatan tersendiri. Ini seperti membandingkan orang yang jago nge-dance dan jago nyanyi. Penilaian hanya
berdasarkan pada performance mereka
pada saat itu juga, misalnya si penari ini waktu nge-dance dia tiba-tiba kram, sedangkan si penyanyi perform dengan sangat sempurna. Jika ditanya
siapa yang juara, maka si penyanyi, karena si penari tadi kram jadi penampilannya
tidak sempurna.
Tapi bukan berarti si penari ini
kalah dengan si penyanyi bukan? Seperti itulah pandangan saya terhadap Abdur
dan David. Jadi bagi saya mereka berdua itu juara!
... ehm, ini berlaku juga buat
Dzawin.